Uzone.id – Pernahkah kalian bertanya-tanya, kok sekarang banyak akun-akun di media sosial dengan followers sedikit banyak digaet untuk mempromosikan brand-brand tertentu.
Padahal biasanya brand membidik akun-akun berfollower banyak untuk endorsement. Seiring berjalannya waktu, sekarang tren tersebut berubah dengan kehadiran micro-influencer.
Sekarang, banyak akun yang hanya memiliki beberapa ribu followers tapi engagement-nya lebih tinggi dari akun-akun ber-followers ratusan ribu. Nah, akun tersebut dikenal sebagai micro-influencer di media sosial.

Sebagai informasi, menurut situs Whello, akun micro-influencer biasanya memiliki sekitar 1.000 sampai 100.000 followers. Micro influencer biasanya menguasai satu atau banyak bidang seperti menjadi beauty expert, industry expert, gadget expert dan lainnya.
Tren micro-influencer makin banyak diadopsi dan populer di kalangan netizen dan brand-brand khususnya small business. Ada beberapa kelebihan yang dimiliki micro-influencer. Mereka biasanya dianggap lebih otentik, lebih dekat dengan followers, dan fokus ke minat tertentu.
Nah, berikut beberapa penjelasan lebih lanjut soal poin-poin tersebut.
Dianggap Lebih Asli dan Autentik
Alasan brand dan netizen mulai melirik micro-influencer adalah karena mereka terlihat asli dan setidaknya tidak fake. Postingan mereka juga dibuat se-smooth itu sehingga tidak berasa seperti sedang iklan yang terlalu dibuat-buat. Mereka cenderung lebih natural dan mencoba agar membuat konten yang relatable dengan keseharian followers mereka.
Menurut riset dari Stackla, 86% konsumen menyebut kalau keaslian konten sangat penting untuk para brand. Karena, makin kontennya, makin kuat juga koneksi dengan audiens.
Biaya Endorse Cukup Terjangkau
Micro-influencer membuka peluang baru bagi bisnis kecil yang ingin mempromosikan brand-nya tapi dengan budget pas-pasan.
Para influencer ini biasanya memasang tarif murah, bahkan bisa 10x lebih terjangkau dari selebgram yang punya followers ratusan ribu. Tapi tenang, micro-influencer memiliki engagement yang cenderung tinggi sehingga bisa memberikan impact yang efisien.
Gak cuma itu, micro-influencer juga tidak terpaku dengan bayaran berupa uang tapi banyak juga yang menerima kerjasama hanya dengan barter produk atau pengalaman.
Dengan begini, kedua belah pihak sama-sama untung.
Interaksi yang Lebih Dekat & Personal
Salah satu alasan kenapa micro-influencer lagi naik daun adalah karena mereka bisa menempatkan diri dan cocok dengan selera generasi muda.
Generasi muda biasanya mengedepankan keaslian di media sosial. Selain itu, anak-anak muda juga lebih suka konten yang relatable dengan kehidupan mereka sehari agar lebih terpercaya.
Makanya, banyak micro-influencer yang mencoba menempatkan diri sebagai ‘teman’ yang selalu tahu tempat makan enak atau tren fashion terbaru.
Engagement yang Relatif Tinggi
Bicara soal angka, micro-influencer dengan 1.000 sampai 10.000 followers biasanya memiliki like rate sekitar 4%. DIbandingkan dengan influencer dengan satu juta followers, mereka cenderung memiliki like rate-nya cuma 1,7 persen.
Artinya, micro-influencer memiliki lebih banyak engagement, mulai dari likes, komentar, dan engagement yang bisa menyentuh audiense secara lebih dekat sehingga peluang pembelian pun semakin tinggi.
Punya Audiens yang Spesifik
Menurut Influencer Marketing Hub, 60 persen brand berhasil mendapat engagement produk yang lebih baik dari micro-influencer.
Apa alasannya? Karena influencer ini berfokus ke niche tertentu yang lebih spesifik dan konsisten. Ada yang khusus bahas kesehatan, musik, film, kecantikan, fitness, atau tren lainnya. Followers pun menjadi lebih setia karena punya minat yang sama.
Di dunia media sosial yang semakin luas ini, micro-influencer ini menjadi bukti kalau kadang menjadi “lebih kecil” itu lebih baik. Bagi brand atau bisnis kecil yang mau mulai kerja sama dengan micro-influencer, kalian bisa mengikuti langkah-langkah ini:
Cari Influencer yang cocok dengan brand kalian: Jangan cuma berpatok pada jumlah followers. Pilih influencer yang memiliki konten yang sesuai dengan brand kamu.

Bangun relasi yang baik: Anggap mikro-influencer sebagai partner jangka panjang, bukan cuma untuk sekali promosi saja. Hubungan yang solid bisa membuat influencer menjadi brand advocate yang loyal.
Beri kebebasan berkreasi: Jangan terlalu memberi batasan dan aturan pada influencer! Micro-influencer lebih paham followers mereka dibandingkan kalian. Jadi, beri mereka kebebasan untuk membuat konten yang paling cocok buat audiens mereka.
Pantau engagement: Gunakan tools seperti Google Analytics atau insight media sosial untuk melihat apakah campaign kamu berhasil atau tidak.
Perluas jaringan: jika sudah sukses dengan beberapa micro-influencer, kalian bisa mencoba bekerja sama dengan lebih banyak lagi influencer yang berbeda untuk menjangkau audiens luas tanpa kehilangan engagement tinggi.